Senin, 21 Desember 2009

PHOTO - PHOTO HAJI ABA & UMMY









»»  READMORE...

Minggu, 15 November 2009

SEJARAH BERDIRINYA SMP ISLAM "TANFIRUL GHOYYI"

A. CIKAL BAKAL

Perjalanan pendidikan Pesantren yang sudah berlangsung puluhan tahun dengan lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di dalamnya, menjadikan tantangan yang dihadapi semakin kompleks, terutama di dalam melengkapi kebutuhan infrastruktur yang harus dilakukan demi mencapai iklim pendidikan yang komprehensif dan kondusif. Maka dari itu, dalam segi perekonomian Pesantren, haruslah tetap difikirkan demi menunjang kelancaran Proses Belajar Mengajar di Pesantren.
Ter'panggil' dengan pemikiran tersebut di atas, maka timbul sebuah hasrat bagaimana Pondok Pesantren Tanfirul Ghoyyi bisa memiliki sebuah Unit Perekonomian semacam KOPONTREN (KOPERASI PONDOK PESANTREN) dengan melibatkan semua civitas pendidikan yang ada, baik dari elemen 'keluarga nDalem', Alumnus, Dewan Asatidz maupun para Santri.
Hasrat tersebut kami tabayyun/haturkan kepada Aba Su'udy Karim selaku Pemangku Pondok Pesantren dengan diawali bincang-bincang kecil dengan beberapa Alumnus yang sudah menyambut baik keinginan tersebut. Dari konsultasi dengan Pemangku tersebut, pada dasarnya beliau juga menyatakan sependapat, NAMUN.... menurut beliau, ada 1 buah keinginan besar yang ternyata selama ini sangat terpendam dan diidam-idamkan oleh Aba Su'udy Karim dan Ummy Muhaiminah Arifin, yakni sebuah keinginan bagaimana Pondok Pesantren Tanfirul Ghoyyi bisa memiliki sebuah Lembaga Pendidikan Formal semacam SMP/MTs, dengan tujuan supaya Pendidikan Pesantren bisa tetap diminati oleh ummat di tengah iklim Pendidikan Modern yang semakin kompetitif ini.
Tepat pada hari ..... tanggal ........ kami hadirkan para Alumnus dan Dewan Asatidz dalam sebuah forum musyawarah di Pondok Pesantren untuk membahas keinginan-keinginan tersebut dengan materi bahasan :
1. Pembentukan Kopontren
2. Pendirian SMP / MTs

...............BERSAMBUNG
»»  READMORE...

Rabu, 19 Agustus 2009

SEJARAH BERDIRINYA MADRASAH DINIYYAH "TANFIRUL GHOYYI"

SEJARAH BERDIRINYA MADRASAH DINIYYAH "TANFIRUL GHOYYI"

Pondok Pesantren haruslah tetap bisa memfungsikan diri sebagai agen of change, yakni sebagai pengawal dan kontrol atas perilaku sosial masyarakat. Yakni, bagaimana perilaku masyarakat haruslah tetap dalam koridor nilai-nilai agama. Sedangkan nilai-nilai tersebut haruslah berdasar pada sumber-sumber hukum agama sesuai dengan konsep ahlissunnah wal-jama'ah.
»»  READMORE...

SEJARAH BERDIRINYA TK-TPQ "TANFIRUL GHOYYI"

SEJARAH BERDIRINYA TK-TPQ "TANFIRUL GHOYYI"

Pendidikan al-Qur'an tidaklah menunggu seseorang mencapai umur remaja atau bahkan dewasa, melainkan sejak usia dini, seorang anak haruslah dikenalkan tentang ilmu al-Qur'an (baik dalam segi bacaan dan lain-lain yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak), sebab di usia dini seorang anak masih mudah untuk menangkap ilmu.
..........
»»  READMORE...

Rabu, 22 Juli 2009

GHUROBAA' YAA GHUROBAA'

Oleh : al-faqiir

Dalam Khotbah Jum’at di Masjid Baiturrohim

Made-Lamongan

Lamongan, 12 Juni 2009 M.

18 J. Akhir 1430 H.

GHUROBAA’ YAA GHUROBAA’

Satu-satunya Generasi yang Selamat di Tengah Bejatnya sebuah Zaman

اَلْحَمْدُ ِللهِ, اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ وَ فَّقَهُ فِى دِيْنِهِ مَنِ اصْطَفَاهُ مِنَ الْعِبَادِ, وَوَفَّقَهُ الْعُلُوْمَ الشَّرْعِيَّةَ فَقَامَ اِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ, وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ شَهَادَةً تُصْلِحُ الْقَلْبَ وَاْلأَعْمَالَ مِنْ سُوْءِ الْخَلْقِ وَالزَّمَانِ. وَ أَشْهَدُ أّنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُبِيْنَ مَا نَزَلَ اِلَى جَمِيْعِ اْلإِنْسَانِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِمَامِ اْلأَنْبِيَاءِ وَتَاجِ اْلأَصْفِياءِ, وَعَلَى آلِهِ وَاصْحَابِهِ وَاَوْلاَدِهِ وَازْوَاجِهِ.

أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا أَيُّهَا اْلإِخْوَةِ الْمُسْلِمُوْنَ ! إِنِّى اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ وَخَشْيَتِهِ, حُذُوْا مَا أَمَرَكُمْ وَاجْتَنِبُوْا مَا نَهَاكُمْ عَنْهُ تَكُوْنُوْا مِنْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ, فَقَدْ أَمَرَ اللهُ تَعَالَى نَبِـيَّهُ وَاُمَّـتَهُ بِأَنْ يَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ. قَالَ تَعَالَى: قُلْ إِنِّيْ أُمِرْتُ أَنْ اَعْبُدَ اللهَ مَخْلِصًا لَهُ الدِّيْنَ . (الزمر: 11)


أَيُّهَااْلإِخْوَةِ

Dengan silih bergantinya siang dan malam di sepanjang zaman, usia kita terus berkurang mendekati batas ajal yang sudah ditentukan. Sementara itu bekal taqwa kita masih selalu butuh diperbarui dan dikristalkan agar dalam menyelesaikan sisa-sisa perjalanan hidup yang semakin terjal ini dapat kita lalui dengan selamat sampai pada tujuan, sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat Abi Dzarrin al-Ghifary :

يَا اَبَا ذَرٍّ: جَدِّدِ السَّفِـيْنَةُ فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ. الحديث

“(Wahai Abi Dzarrin !) Perbaruilah bahteramu, sebab (kamu mengarungi) lautan (hidup) yang cukup dalam (penuh resiko dan melelahkan).”

Taqwa dan amal sholih menika kados sebuah kapal, ia harus siap diterpa badai dan topan di saat melaju mengarungi lautan yang dalam. Menawi boten, kapal tersebut akan tenggelam dan hancur berantakan. Keranten punika, mengetrapkan taqwa itu belum cukup hanya secara redaksional saja, yaitu :

إِمْـتِـثَالُ اْلأَوَامِرِ وَاجْتِنَابُ الزَّوَاجِرِ.

Artinya: “Menunaikan segala perintah dan menjauhi segala hal-hal yang tercela.”

Melainkan sebagai bentuknya, kitho kedhah saged andadosaken syari’at Islam sebagai way of life / pedoman dalam setiap langkah kehidupan kitho. Terutami di tengah keruwetan masyarakat dunia dengan segala bentuk kemerosotan akhlaqnya, tanpa disadari, banyak orang yang mengaku sebagai orang Islam, justru malu untuk menerapkan ajaran Islam.

- Dalam sebuah permasalahan hidup jika ada seseorang yang mengaitkan dan mengikuti aturan agama Islam sebagai qiblatnya, dianggap sok ulama’ / sok ngyai. Sebaliknya, jika mengikuti konsep-konsep atau sistem yang dihasilkan oleh Negara-negara Barat / Yahudi, justru itu yang dianggap modern.

- Menawi wonten seseorang yang berbusana menutup aurot, dan takut bergaul dengan lain mahrom, dianggap sok nyantri dan ketinggalan zaman. Sebaliknya, jika ada orang berpakaian minim mengumbar aurot, sebagaimana dampak negatif kemajuan teknologi seperti TV dan internet, dengan segala bentuk pergaulan bebasnya, justru itu yang dianggap gaul dan modern.

استغفر الله العظيم !

Poro Hadlirin Sidang Jum’at ingkang dimulya’aken dhening Allah,

Di tengah zaman jahiliyyah modern seperti saat ini, di mana banyak orang-orang semakin menjauh dari nilai-nilai ke-Islaman, dengan berbuat kerusakan dan kema’siatan di sana sini, maka, berpegang teguh pada ajaran agama, adalah sebuah hal yang mutlak harus dilaksanakan, meskipun kathah rintangan di hadapan, yang oleh Nabi Muhammad saw, diibaratkan laksana menggenggam sebuah bara api. Dan amatlah langka seseorang yang sanggup melakukannya, padahal justru itulah jalan satu-satunya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Diriwayataken dhening Imam at-Tirmidzy dalam كتاب الإيمان , bahwa Nabi natih dawuh :

إِنَّ الدِّيْنَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْحِجَازِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا وَلْيَعْقِلُنَّ الدِّيْنُ مَعْقِلَ اْلأَرْوِيَةِ مِنْ رَأْسِ الْجَبَلِ ، إِنَّ الدِّيْنَ بَدَأَ غَرِيْباً ، وَيَرْجِعُ غَرِيْباً ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ ، الَّذِيْنَ يَصْلِحُوْنَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِيْ مِنْ سُنَّتِيْ .

“ Sesungguhnya agama itu benar-benar akan berhimpun ke Hijaz seperti ular yang berhimpun ke lubangnya. Agama itu benar-benar akan terikat di Hijaz sebagaimana kambing hutan yang terikay di puncak gunung. Sesungguhnya agama itu berawal dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing. Maka kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing, yakni mereka yang berbuat baik selagi manusia berbuat kerusakan sesudahku, dengan menyimpang dari sunnahku. “


أَيُّهَااْلإِخْوَةِ

Islam boten namung diyakini kebenarannya secara kosong tanpa jiwa, dan juga bukan sekedar kerohanian yang hanya mengatur sikap mental manusia terhadap Allah semata. Namung, kitho kedhah saged andadosaken nilai-nilai syari’at Islam sebagai ‘way of life’ atau jalan hidup kita dalam segala persoalan-persoalan kehidupan.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ادْخُلُوْ فِالسِّلْمِ كَآفَّةً الآية (الْبَقَرَةُ: 208)

Artosipun: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan ..” (Q.S. 2: 208)

Islam sebagai jalan hidup ini, merupakan bentuk implementasi / pelaksanaan terhadap ikrar kita dalam sholat, yaitu :

... إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِىْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ( اْلأَنْعَامُ : 162 )

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata demi Allah, Tuhan Semesta Alam.” (Q.S. 6: 162)

Sehubungan dengan ayat tersebut, seorang ahli tafsir yang cukup terkenal, yaitu Imam Ibnu Katsir berkata :

وَهُوَ أَنَّهُمْ أُمِرُوْا كُلُّهُمْ أَنْ يَعْمَلُوْا بِجَمِيْعِ شُعْبِ اْلإِيْمَانِ وَشَرَائِعِ اْلإِسْلاَمِ

Artinya: “Firman Allah tersebut (dimaksudkan) bahwa mereka (orang-orang yang beriman) seluruhnya diperintah untuk mengamalkan seluruh cabang-cabang iman dan tatanan syari’at-syari’at Islam.”

Di sinilah keterkaitan kita dengan hukum syar’iy, di samping keterikatan kita oleh hukum kausalitas / sebab-akibat dan hukum alam. Dari persoalan cara berbusana, imam sholat sampai kepada imam rakyat / kepala negara dibahas dalam Islam dan menjadi dasar penting dalam kehidupan beragama dan bernegara. Sehubungan dengan masalah busana, misalnya, konon Pangeran Diponegoro selalu mengenakan sorban dan jubah meskipun beliau belum pernah menunaikan ibadah haji. Hal itu karena kecintaanya kepada sunnah nabi. Beliau tidak menganggap busana tersebut sebagai pakaian adat bangsa Arab semata-mata (seperti anggapan sementara orang), tapi lebih dari itu, busana tersebut juga memiliki nilai yang sakral, sebab termasuk sunnah Rasul yang patut ditiru. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Ghozaly dalam kitab “Ihyaa ‘ulumud-din”-nya, mencuplik hadits Bukhoriy-Muslim, yakni :

كَانَ رَسُوْلُ اللهُ ص.م يَلْبَسُ مِنَ الثِّيَابِ مَا وُجِدَ مِنْ إِزَارٍ اَوْرِ دَاءٍ اَوْ قَمِيْصٍ اَوْجُبَّةٍ اَوْ غَيْرِ ذَالِكَ . (رَوَاهُ الْبُخَرِى وَمُسْلِمٌ)

Artinya: “Konon Rasulullah SAW memakai busana (yang ditemui) berupa sarung, sorban, gamis, jubah atau lain sebagainya.” . (HR. Bukhari – Muslim)

Selain punika, hal-hal ingkang berkaitan kaliyan keimanan, ubudiyah dan kemanusiaan, masalah hak dan kekuasaan serta seluruh persoalan yang berhubungan dengan kehidupan duniawi maupun ukhrowi; sedayanipun sampun diatur secara jelas dalam ajaran hukum Islam. Dan bagi kita sebagai seorang Muslim, kedhah sekuat tenaga soho istiqomah untuk mengamalkannya sehinggo saged andadosaken kitho mencapai ke-sae-nan, kesejahteraan soho ketentraman di alam dunyo ingkang fana ini, tur ugi kebahagiaan di alam baka nanti. Hukum Islam-lah satu-satunya hukum yang secara rasional diprediksi nantinya sebagai finalis oleh beberapa ahli hukum Barat, karena ia memiliki pusat kekuatan istimewa di arena percaturan politik dunia, sementara ideologi komunis sudah rapuh, dan kaum Kapitalisme tidak sedikit mengambil alih dari undang-undang syari’at Islam. Demikianlah pernyataan para ahli hukum mereka, dan pada akhirnya, tampaklah kebesaran makna sabda Nabi :

اَلْإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى عَلَيْهِ .

Artinya: “Islam itu tinggi (luhur) dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggiannya.”

Demikian sekilas realita silih bergantinya tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh Islam. Semoga bermanfaat, Allahumma aamiin.



إِنَّ الْمُعْجِزَةَ الْخَالِدَةَ وَالْحُجَّةَ الْبَالِغَةَ هِيَ اَيَاتُ اللهِ الشَّرِيْفَةُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَالْعَصْرِ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. بَارَكَ الله ُلِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَرَزَقَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ إِنَّهُ هُوَ الرَّءُوْفُ الرَّحِيْمُ .


اَلْخُطْبَةُ الثًّانِيَّةُ :

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْسَنَ تَدْبِيْرَ اْلكَائِنَاتِ وَبَـيَّنَ سَبِيْلَ الرَّشَادِ وَالضَّلاَلاَتِ وَأَعَانَ عَلَى الطَّاعَاتِ وَاْلأَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ شَهَادَةً تَعْرِضِ الْقَلْبَ عَنِ الْبَاطِلاَتِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُؤَيَّدُ بِأَفْضَلِ اْلأَيَاتِ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ . ذَوِى الْمُعْجِرَاتِ الْبَاهِرَاتِ . وَعَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ صَلاَةً تَتَوَلَّى مَمَرِّ اْلأَوْقَاتِ.

فَيَا أَيُّهَا الْمُعْتَكِفُوْنَ – أَثَابَكُمُ اللهُ – اِتَّقُوْا اللهُ وَتَمَسَّكُوْا بِهٰذِهِ الشَّرِيْعَةِ الْخَالِدَةِ تَكُوْنُوْا مِنْ اُولِى الدَّرَجَاتِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ , كَمَا قَالَ تَعاَلَى : وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٍ مِمَّا عَمِلُوْا – اْلأَيَةَ, فَسُبْحَانَ مَنْ فَضَّلَ لَنَا بِالْعِلْمِ وَأَنْوَاعِ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ .

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ باَرِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَثَمِّمْ أَعْمَالَنَا فِىْ مُدَّةِ حَيَاتِنَا بِمَرْضَاتِكَ وَثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ. اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ باْلإِعْتِبَارِ وَاْلإِسْتِبْصَارِ وَاْلإِتِّعَاظِ وَاْلأَذْكَارِ. فَاعْتَبِرُوْا. تَكُوْنُوْا مِنْ اُوْلِى اْلأَبْصَارِ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبِكُمُ اللهُ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ . وَاللهُ يَعْلَمُ مَاتَصْنَعُوْنَ .

»»  READMORE...

Rabu, 06 Mei 2009

ARTI LAMBANG PePeTeGe


ARTI LAMBANG

PADA

LOGO PONPES. TANFIRUL GHOYYI




1. BINTANG 9

Mengisyaratkan 9 tokoh sentral, yaitu Rasulullah SAW, 4 Sahabat serta 4 Madzhab. Ini melambangkan faham salaf ala Ahlissunnah Wal - Jama’ah.


2. 4 ( EMPAT ) KITAB

Mengisyaratkan Al - Qur’an, Al - Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Melambangkan kehidupan beragama ala madzhab Syafi’i.


3. AL - QUR’AN TERBUKA BERTULISKAN SURAT IQRA’

Melambangkan bangkitnya kesadaran akan pentingnya berilmu dan berpendidikan.


4. DUA SAYAP

Melambangkan cita - cita yang luhur.


5. OBOR

Melambangkan Cahaya Keilmuan yang mampu menerangi gelapnya ke-jahiliyah-an.


6. JAGAT MAYAPADA

Melambangkan ketaatan beragama dan pusat aktifitas yang manfaat.

»»  READMORE...

Selasa, 05 Mei 2009

SEJARAH PONDOK PESANTREN "TANFIRUL GHOYYI"

KILAS PERJUANGAN

PONPES. “TANFIRUL GHOYYI”

Groyok-Sukorejo-Lamongan-Jawa Timur


ALAMAT:

JL. SUNAN GIRI GG. PONDOK NO. 1,

GROYOK-SUKOREJO-LAMONGAN







MUQADDIMAH

Pondok Pesantren Tanfirul Ghoyyi awal mulanya hanyalah sebuah majlis ta’lim/kelompok kajian yang masih belum memiliki nama yang pelajarannya lebih ditekankan pada kajian baca Al-Qur’an dengan visi “Memberantas Buta Huruf Al-Qur’an Dan Meluruskan Bacaan Sesuai Dengan Ilmu Tajwid Yang Benar”. Majlis Ta’lim ini dirintis oleh seorang Tokoh Ulama’ Legendaris Lamongan yakni Alm. Almaghfurlah K.H. Mastur Asnawi (wafat tahun 1982 dan dimakamkan di dalam komplek Masjid Agung Lamongan, sebab beliau juga merupakan Nadhir sekaligus Pendiri Masjid Agung Lamongan). Majlis Ta’lim ini bertempat di dalam sebuah Musholla Panggung sebagai tempat utama kajian; berlokasi di Jl. Kyai Amin, Lamongan. Dan sampai sekarang kondisi Musholla tersebut masih ada hingga sekarang.


Anak-cucu Alm. Almaghfurlah K.H. Mastur Asnawi sangat banyak, di antaranya, Muhaiminah Arifin, cucu beliau. Muhaiminah Arifin yang berkelahiran di Lamongan (yang pernah berguru ke Ponpes. Langitan, Widang-Tuban asuhan K.H Abdul Hadi Zahid (alm), dan pernah ke Ponpes. Al - Hidayat, Lasem - Rembang - Jateng asuhan K.H Mashum Ahmad (alm). Seusai mengenyam pendidikan, Muhaiminah Arifin menikah dengan Su’udy Karim, yang berkelahiran di Kepanjen - Malang - Jawa Timur. Su’udy Karim beberapa kali mengenyam pendidikan pesantren, diantaranya ke Ponpes. Darul - Ulum, Rejoso-Peterongan-Jombang saat diasuh oleh K.H Musta’in Romli Tamim (alm). Juga pernah berguru ke Ponpes. Al-Hidayat, Lasem-Rembang-Jateng asuhan K.H Mashum Ahmad (alm).

Usai Muhaiminah Arifin sudah menikah dan menetap di rumah, maka Alm. Almaghfurlah K.H. Mastur Asnawi mengutusnya untuk membantu perjuangan da’wah pendidikannya. Bertempat di Jl. Kyai Amin, Kenduruan-Lamongan. Kyai Su’udy Karim disertai istrinya, Nyai Muhaiminah Arifin, menjadikan majlis ta’lim tersebut semakin berkembang. Mulai frase anak-anak hingga remaja, Kyai Su’udy sekalian mengasuh para santri tidak hanya mengajarkan al-Qur’an saja, melainkan juga ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya.

Beberapa waktu kemudian, Kyai Su’udy sekeluarga hijrah ke Jl. Sunan Kalijogo, Ngaglik-Lamongan. Dengan ikut mema’murkan sebuah Musholla di Jl. Sunan Kalijogo, Ngaglik-Lamongan (musholla tersebut hingga sekarang masih ada), Kyai Su’udy sekalian membentuk kembali majlis ta’lim sebagaimana yang ada di Kenduruan. Di Ngaglik tersebut, majlis ta’lim tersebut dikembangkan menjadi sebuah pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren “Tanfirul Ghoyyi”. Sedangkan majlis ta’lim yang ada di Kenduruan, diteruskan oleh saudara-saudara Nyai Muhaiminah Arifin. Usai beberapa waktu bertempat di Ngaglik tersebut, akhirnya Kyai Su’udy sekeluarga hijrah lagi ke Jl. Sunan Giri Gang Jambu, Groyok-Lamongan.

Saat di Groyok-Lamongan, majlis ta’lim beserta kediaman, menempati sebuah tanah-rumah dengan status WAQOF dari BPK. H. ZUHRI / lebih dikenal dengan nama H. DJURI (aghniya’ dermawan di Lamongan saat itu). Kyai Su’udy baru yang sudah berjalan entuk dan diasuh oleh kyai Dengan disertai istrinya,

Didirikan tepat tanggal 2 Dzulqo’dah 1399 H/23September 1979 M, Pondok Pesantren “Tanfirul Ghoyyi” bertujuan untuk mencetak ilmuwan muslim yang shalih, serta memiliki skill dalam menjalankan tugas kekhalifahannya dengan penuh tanggung jawab dan berwibawa. Dan untuk meningkatkan kualitas pesantren, sehingga seorang anak didik/santri dapat diharapkan lebih manfaat dan berbobot mutunya, maka pengelolannya berkisar pada 2 (sistem), yakni formal dan non formal. Hal ini merupakan implementasi dari motto pesantren yakni:

“ al-muhafadhah ‘ala al-qadim ash-ashalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah “

(mempertahankan nilai-nilai tradisi lama yang bagus, serta mengadopsi nilai-nilai tradisi baru yang lebih bagus)

Frase demi frase pengembangan terus dilakukan demi mencapai kemajuan. Setelah awalnya hanya sebuah majlis ta’lim al-Qur’an saja yang dikelola, maka akhirnya kini Pondok Pesantren “Tanfirul Ghoyyi” merupakan sebuan institusi pendidikan yang bersifat sosial-religius, telah memiliki unit-unit lembaga pendidikan di dalamnya. Di antaranya:


1. MADRASAH TAHFIDH

Dikhususkan untuk membentuk kader-kader hafidh dan qori’ah yang bermutu dan sanggup memelihara, menghayati dan mengaplikasikan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari - hari.


2. MADRASAH DINIYAH

Merupakan kajian ilmu-ilmu agama (tauhid, fiqh, bahasa dan tashawuf) dengan menggunakan literatur kitab-kitab klasik (karya ulama salaf) dan kitab-kitab modern (karya ulama khalaf).


3. MAJLIS TA’LIM WAL-MUJAHADAH

Yakni suatu kajian ilmu agama dan kemasyarakatan serta ilmu dzikir yang dikhusukan untuk masyarakat di luar pesantren.


4. TK/TP AL-QUR’AN

Merupakan kajian ilmu baca tulis Al-Qur’an dan wawasan dasar keIslaman bagi tingkat dini/anak-anak.


5. SMP ISLAM “TANFIRUL GHOYYI” (SMI)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat serta bersifat global yang berdampak pada tuntutan, tantangan dan kebutuhan masyarakat yang demikian komplek diawali millenium ke-3 mengharuskan Pesantren melakukan perubahan dan perkembangan secara cepat, terus menerus dan berkesinambungan. Sebagai wujud kepekaan Keluarga Besar Pondok Pesantren “Tanfirul Ghoyyi” terhadap hal tersebut, maka tepat pada T.A. 2007-2008, didirikanlah Sekolah Menengah Pertama Islam (SMI) “Tanfirul Ghoyyi”. Gedung SMI berlokasi di Jl. Raya Sunan Giri No. 29 (depan pintu gapura gang Pondok), Groyok-Lamongan. SMI merupakan Islamic Boarding School (sistem pendidikan modern berbasic islam berasrama) menyajikan kolaborasi antara kurikulum Diknas, Pesantren Salafi dan Kajian Khusus Ulumul Qur’an dengan mengedepankan akhlaqul karimah.




6. TAMAN PENDIDIKAN - MAJLIS TA’LIM WAT-TARBIYAH AL-QUR’AN ( TP - MTQ )

“ TANFIRUL GHOYYI II “ (Unit Made-Lamongan)




Sebagai salah satu bentuk pengabdian Ponpes. “Tanfirul Ghoyyi” ke ummat dengan satu niat utama, yakni men-syiar-kan ajaran Islam, maka tepat pada hari Jum’at, 07 Maret 2008 M. / 29 Shafar 1429 H., dengan sambutan Iftitah/Pembuka oleh Ibu Nyai Hj. Muhaiminah Arifin, maka dimulailah sebuah Forum Kajian Keagamaan di Jl. Raya Made Kampung No. 88, Made-Lamongan. Dengan diasuh oleh salah satu putra K.H. Su’udy Karim, yakni Hadziq Ubaidil Barr beserta istri, Ellyanah Sudarma, Forum Kajian tersebut diikuti oleh kader-kader muslim dari yang masih berusia dini (pra TK) sampai remaja-remaja seusia SMA. Dengan mengedepankan Asas Islam Ahlissunnah wal-Jamaah, Forum Kajian tersebut tidak membedakan class social masyarakat. Baik dari golongan Nahdlatul Ulama’, Muhammadiyyah dan lain-lain ; baik dari golongan ekonomi masyarakat berada/mampu sampai yang dlu’afa, bahkan juga dari kalangan Faqir Miskin & Yatim Piatu, semua dididik dengan sama. Forum tersebut mengkaji ilmu-ilmu keagamaan, baik dari al-Qur’an, Fiqh, Akhlaq, Tauhid, Sastra Arab dan lain-lain. Maka dari itu, tak salah juga jika Forum Kajian tersebut disebut juga dengan TP-MTQ “TANFIRUL GHOYYI II” Unit Made-Lamongan. Sistem pengajaran tidak ubahnya yang ada di Ponpes. Tanfirul Ghoyyi, Groyok-Lamongan. Namun sebuah kendala kini mulai muncul. Setelah sekitar satu tahun berjalan, santri-santri yang berminat untuk mengikuti kajian tersebut semakin banyak. Dalam kurun setahun (tanpa proses promosi, melainkan calon santri sendiri yang menyatakan keinginan untuk mengikutinya), kini jumlah santri mencapai sekitar 65-an lebih anak & remaja. Dengan tempat belajar yang masih bersatatus KONTRAKAN TERBATAS, maka demi efektifitas proses belajar mengajar (juga karena satu alasan yang utama, yakni karena tempat terbatas), maka dibuat 4 Marhalah/Kelas. Dalam proses kegiatan TP/MTQ tersebut juga melibatkan asatidz/dewan pendidik yang merupakan ustadz sumbangan dari Pondok Pesantren "Tanfirul Ghoyyi" di Groyok-Sukorejo-Lamongan, sebagai bentuk pengabdian masyarakat.




»»  READMORE...